Header Ads

Warga desa Benda Luragung gelar tradisi Babacakan , usai membuat bendungan


Kuningan (CTV), Pagi menjelang ,warga desa Benda kecamatan Luragung Kuningan pun mulai berdatangan ke lokasi digelarnya acara adat tradisi babacakan,di bantaran tanggul sungai Cisanggarung .Gamelan ditabuh, untuk mengabarkan kepada warga, tradisi babacakan akan segera dimulai .

Tokoh ulama setempat pun mulai membacakan doa, guna kelancaran tradisi babacakan tersebut, yang digelar setahun sekali . Dimana petani akan memulai tanam padi ketiga pada musim kemarau atau musim tanam gadu .
Menurut kepala desa Benda , Ono Suwarno , tradisi yang digelar tersebut , sebagai rasa syukur warga atas telah terbangunnya sebuah bendungan di sungai Cisanggarung ,yang dibuat secara gotong royong oleh warga . Sehingga ,dengan memanfaatkan air dari aliran sungai Cisanggarung, petani desa Benda bisa menanam dan panen padi tiga kali dalam setahun .
Sedang warga yang ikut acara babacakan, juga membawa berbagai makanan, yang akan dimakan bersama . Dan untuk memulai tradisi babacakan ini , diawali dengan berbagai sambutan , diantaranya dari kepala desa setempat, muspika Luragung , serta dari instansi terkait yang hadir .
Dan yang paling harus ada dalam tradisi ini , adalah adanya musik tradisional jawa barat yang berupa seperangkat gamelan dan alat musik lainnya . Turut meramaikan babacakan ini, beberapa warga yang hadir, juga turut menari bersama para sinden atau penyanyi. Konon, para petani desa Benda, tidak akan memulai tanam padi pada musim ketiga atau kemarau, sebelum dilangsungkan adat tradisi babacakan . Sebab , kalau tradisi karuhun yang sudah turun temurun ini tidak dilaksanakan , maka petani akan gagal panen .

Dan mengakhiri gelaran tradisi babacakan ,ditutup dengan doa ,dan makan bersama , menikmati makanan yang dibawa oleh warga . Selain itu, juga dilakukan tebar benih ikan , sebanyak 20.000 ekor ikan , oleh Dinas Pertanian Kuningan. Dengan harapan , setelah tumbuh enam bulan kedepan , ikan tersebut bisa dinikmati oleh warga .
Sedang dibuatnya bendungan tersebut ,karena memasuki musim kemarau yang menyebabkan kekeringan, petani mulai kesulitan air untuk mengairi sawah, serta warga desa pun kekurangan air bersih , karena sumur mulai mengering .
Pembuatan bendungan dari tumpukan sebanyak 350 bronjong bambu ini , dilakukan secara gotong royong dan swadaya warga yang melibatkan sekitar 400 orang , dan dikerjakan selama dua hari . Dengan memanfaatkan air sungai C.isanggarung yang sumber airnya berasal dari waduk darma , warga pun dapat menggunakannya untuk keperluan mandi dan mencuci , serta mengairi areal persawahan . ( tim liputan cibulantv ).

Diberdayakan oleh Blogger.